komettarius
2 min readJul 8, 2023

Biarkan aku rebah, sejenak tanpa terlihat patah

Kepada langit menengadah

Kenapa aku tak terlahir hidup terarah?

Bila saja boleh kutuliskan takdirku sendiri

Aku iri

Karena aku hanya manusia yang banyak menangis sembunyi-sembunyi

Bukan laskar pelangi

Seperti dia, yang selalu aku kagumi

Yang bangun setiap pagi hari untuk meningkatkan potensi

Meskipun tubuh dan hati bergesekan, pikirnya tak peduli

Kakinya terus melangkah tanpa henti

Ia berjuang demi masa depan yang di nanti-nanti

Sang MahaKarya Tuhan yang terlalu memanipulasi

Keturunan nabi Adam yang hobi melantunkan rayuan manisnya kepada kaum Hawa

Si teka-teki yang paling rumit jawabannya

Bukan tak ada, hanya aku saja yang bodoh tak bisa mencari kuncinya

Sesuatu yang indah tak selamanya indah jika telah di miliki

Maka dari itu, aku enggan memiliki raga nya yang kekar dan tinggi seperti ego yang ia validasi

Aku enggan memiliki hati nya yang selembut badai salju yang terorganisasi

Aku enggan memiliki matanya yang teduh seperti hujan yang menepi

Aku enggan memiliki suara beratnya yang menenangkan ketika di hajar skenario buruk semesta berkali-kali

Biar lah terus menjadi indah

Selamanya, sampai menyayanginya berhenti berdarah

Aku siap, ikhlas, sudi, pasrah, rela, ngga papa kalau bukan yang bersanding disana

Beri aku waktu,

Untuk bisa menjamah namanya dalam doa selalu

Semoga hidup kita terus begini-begini saja

Tanpa perlu puisi romansa, aku menyayangimu dengan sederhana

Tetapi jujur saja menyayangimu sengsara

Tak apa, aku suka tersiksa.

komettarius
komettarius

Written by komettarius

Hanya manusia biasa yang gemar mengais kata-kata.

No responses yet