komettarius
1 min readAug 20, 2023

Aku pernah membuatkanmu puisi tapi sepertinya kamu tidak menyadari. Atau kamu sadar tapi pura-pura untuk tidak tahu dan tidak peduli? Aku tahu susunan kata-kata yang ku rangkai tidak semenarik perempuanmu, tapi sekali-kali coba lirik lah aku.

Jadi aku akan menulis ulang disini, sebagai kenangan bahwa aku pernah sebegitu mengagumimu. Dan semoga suatu saat aku di beri kesempatan untuk mempersembahkan puisi yang ku tulis seorang diri dengan perjuanganmu yang menjadi inspirasinya disitu.

//menjelang 21//

Menjelang 21

Dengan tekanan yang semakin memicu

Kaki itu melangkah mengikuti arah, menolak pasrah

Keringat bercucuran menghujani keningmu yang basah

Tanganmu mengepal sambil berteriak jangan menyerah

Satu pisau menikam, tak jadi masalah

Kau telah memaafkan, tapi tak bisa melupakan

Tak apa

Mari bantai di hari yang kau nantikan

Dan bersulang di atas meja tanpa pengakuan dosa, merayakan kemenangan

Jadikan satu hari itu menjadi sejarah

Indah, tanpa resah

Raih medali dan lupakan hal-hal yang telah menyakiti

Setelah penantian panjang yang mengekang, kau berbaring di atas ranjang dengan senyum mengembang

Menghela napas panjang setelah latihan yang membangkang

Menatap langit-langit kamar dan membatin akhirnya bisa tidur dengan tenang

Hasil dari seorang pejuang

Ingat, jangan begadang

Sudah larut, matahari harus rindu lihat mata kantukmu. Selamat istirahat..

menjelang 21 di bulan Juli, pemberhentian berikutnya, Jambi

komettarius
komettarius

Written by komettarius

Hanya manusia biasa yang gemar mengais kata-kata.

No responses yet