komettarius
2 min readJul 15, 2023

rinduku sederas hujan sore itu.

membelenggu, ia tergagu.

hati nya bisu. yang bisa di lakukan hanya berenang terhampas ombak masa lalu.

bumi berputar begitu cepat, ragaku tercekat dalam bayanganmu yang memikat.

yang kasat mata, tapi telah tercipta dari akal-akalan seorang pujangga.

tetapi kamu menempuh jalanmu sendiri.

dengan kapalmu, kamu enggan menjadikanku penumpang mentang-mentang aku bukan bintang yang bersinar terang.

kamu tak pernah penasaran denganku.

kamu tak pernah peduli dengan kabarku.

aku tidak pernah ada dalam rencana-rencanamu.

kamu hobi berbasa-basi yang membuatku bergidik ngeri.

kamu terlalu banyak bersandiwara di sebuah opera.

perasaanmu ribuan jumlahnya, mungkin aku pernah jadi salah satunya.

“pernah”

adalah alasan sesungguhnya ia tak selamanya singgah.

lagipula hidup akan berakhir.

dunia sementara, tetapi perasaanku selamanya.

(kamu percaya?)

(ah, kamu bahkan lebih percaya dengan janji-janji manis calon presiden yang palsu kenyataannya)

aku memilih bungkam tanpa suara, karena kamu sibuk bercinta.

ku doakan supaya kamu tak berlindung di bawah naungan dosa.

hanya karena nikmat cinta yang akhirnya di balas api neraka yang dahsyat tak terkira.

semoga kita bersapa di surga.

bolehkah aku melukis dirimu di setiap perjalananku?

boleh kah aku mencintaimu tanpa pertanyaan mengapa?

boleh kah aku tetap menjadikanmu judul puisiku sampai aku tidur siang untuk selamanya?

seperti nya percuma saja bertanya. karena sudah dari lama aku melahirkan banyak karya dengan kamu yang menjadi inspirasinya.

maaf, semoga kamu suka.

komettarius
komettarius

Written by komettarius

Hanya manusia biasa yang gemar mengais kata-kata.

No responses yet