izinkan aku sekadar menyapamu…

komettarius
2 min readAug 27, 2023

--

…meski lewat mimpi.

Beribu kali aku berharap bisa seperti banyaknya manusia yang berperan di hidupmu. Dengan pak satpam yang bisa kau sapa setiap hari ketika melewati gerbang asrama lalu kau ucapkan selamat pagi dengan intonasi suaramu yang berat seberat dosa. Atau dengan mpok-mpok laundry yang bisa sekedar bertukar suara denganmu menanyai apakah hoodiemu yang hilang sudah ketemu atau belum dan kamu menjawab tidak tahu.

Hal sepele yang menurut mereka biasa saja, dan aku ingin merasakan “hal biasa” nya mereka. Bertemu denganmu di kaki Jakarta adalah mimpi yang tertunda. Entah kapan, aku bisa menatap lekat-lekat mata hitam mu yang pekat, serta mencium aroma parfum yang selalu kau pakai setiap saat.

Barangkali aku di beri kesempatan, maka izinkan aku sekedar menyapamu meski lewat mimpi. Meski aku tahu kamu tidak akan membalas sapaanku karena tidak lagi mengenali.

Karena akhir-akhir ini malam yang suntuk terasa mengutuk. Di kala purnama menemani para penjaga kantuk, di waktu yang jadi terasa lama lekas kepergianmu itu kamu hadir dalam mimpi yang membuatku marah lalu berevolusi menjadi sejarah indah.

Aku tahu akan selalu ada orang yang mendahuluiku, karena bahkan untuk memberimu ucapan semangat dalam satu kalimat saja tak mampu ku sampaikan di depan wajahmu. Nasibku berbeda dengan perempuan yang pernah kamu ceritakan dulu, dimana kamu mengeryitkan dahi karena tak ada angin tak ada hujan ia menyemangatimu sambil mengepalkan tangan ke udara. “Maksudnya apa ya?” kamu bertanya-tanya.

Sesederhana itu, tapi aku tak mampu.

Aku mengaku selalu ingat namun sederhana menyadari saja aku terlambat. Aku bilang aku pendukung yang paling ada namun untuk ingin bangga padamu saja aku berjeda. Untuk setiap hal baru aku tahu, aku tidak pernah menjadi orang pertama.

Kadang aku ingin menjadi tumbuhan, tapi aku tidak ingin di makan. Jadi aku mengubah doaku. Apabila di lahirkan kembali (jika kehidupan setelah mati memang ada), aku ingin menjadi udara yang kamu hirup setiap hari. Sehingga aku akan lebih dekat denganmu dari pada nadi, dan aku tidak perlu merawat rindu yang merambat di ulu hati.

Kamu liar tertawa disana sedangkan aku di aniaya luka. Menikmati rasa sakit yang kau beri sebelum akhirnya berlayar bersama penumpang baru. Semoga luka ini cepat mengering dan usang di makan waktu.

Aku sibuk menulis tentangmu sedangkan kamu sibuk merangkai kisah bersama orang baru. Ritualku sebelum memejamkan mata adalah berdoa, semoga kesedihan ini hanya bagian dari bunga tidur.

--

--

komettarius
komettarius

Written by komettarius

Hanya manusia biasa yang gemar mengais kata-kata.

No responses yet