komettarius
2 min readJul 12, 2023
sc : pinterest

Malam itu, aku sungguh membayangkan masa depan ; bagaimana nanti bila kita hidup bersama di Eropa? Membangun rumah bersama — bukan rumah tangga. Karena kita sama-sama tak mau menyentuh ikatan pernikahan dengan para jantan. Meskipun penasaran, tetapi aku lebih memilih pergi dari zona nyaman dan bersamamu untuk jangka waktu yang lama.

Aku trauma dengan cinta. Aku ingin menghindarinya.

Disana, kita bisa merakit ulang hidup kita. Memulai yang baru, dan melupakan masa lalu. Kita menapak di lingkungan baru, bertemu dengan orang-orang baik dan bekerja selayaknya manusia.

Membangun rumah makan atau apapun yang bisa menghasilkan uang. Lalu menghabiskan waktu melakukan ide cemerlang. Ke pantai, ke kedai kopi, ke taman, ke perpustakaan, dengan kaki yang tak lelah berjalan.

Lalu di malam hari, duduk berdua di bawah temaramnya langit malam yang mempertontonkan pertunjukan bintang-gemintang yang menari riang. Di langit Eropa, kita bersulang untuk hidup yang kita inginkan.

Berjanji lah kawan, bahwa kau tak beromong kosong untuk mengusahakan.

Kepalaku berkelahi setiap malam dengan pemikiran bahwa aku bisa bersama dengan seseorang yang aku kagumi dari kejauhan. Berangan-angan bisa bersamanya sampai maut memisahkan. Menghabiskan waktu yang berjalan beriringan.

Tetapi kenyataannya, aku perlu memukul dan menggoblok-goblokkan diriku sendiri. Aku takut, Tuhan. Dengan harapanku yang selalu sama setiap harinya. Aku takut tak di kabulkan, karena aku yang terlalu baik untuknya. Aku yang terlalu menyayanginya. Aku yang terlalu ingin memilikinya. Aku jadi bodoh karenanya.

Aku takut kecewa. Aku takut tersiksa untuk waktu yang lama. Hanya karena cinta.

Di Eropa, aku akan menantikan undangan Aamiin paling serius yang ia selenggarakan di gedung mewah dan megah. Aku akan menantikan pengantin baru itu yang tersenyum sumringah. Di depan mata kepalaku sendiri, semoga aku tidak menangis lagi.

Semoga kamu mengundangku, tuan. Aku ingin melihat lengkungan bibirmu terangkat setelah di injak-injak waktu yang membuatmu terlalu lama menunggu.

Untuk yang terakhir kali aku bisa melihatmu dalam sekejap mata, semoga benar-benar bahagia dalam membangun rumah tangga. Dan segera menjadi “bapak” seperti yang kau idam-idamkan belasan tahun silam saat kita masih bertukar cerita.

Dan aku, semoga bahagia di Eropa dengan satu teman terbaikku sejagad raya; Khanaya.

komettarius
komettarius

Written by komettarius

Hanya manusia biasa yang gemar mengais kata-kata.

No responses yet