Apakah masih bisa?
Orang-orang bertanya mengapa hari ini aku terlihat terpana. Senyum masih terpatri sehingga mau tak mau aku harus menerka makna. Memangnya, isi hatiku begitu kentara?
Aku tak bisa berhenti berkelana mengenai tanda tanya,
Apakah lagi-lagi adalah sandiwara? Permainan macam apa yang kali ini di siapkan semesta? Jenis peran apa lagi yang harus kulakoni supaya bisa tetap bersamamu hingga sudah habis masanya?
Itu adalah hari-hari lalu tanpa henti. Aku mengamati teriknya matahari terbenam Karawang kota, melewati jalanan ramai saat budak-budak korporat pulang kerja. Sesekali bertanya di ujung senja, "Apakah kesempatan itu akan tiba?"
Apakah masih ada secercah harapan untukku berbahagia atas namamu wahai baskara?
Apakah masih ada satu hari lagi untukku bertanya kamu baik-baik saja?
Apakah aku masih bisa menampung cerita-cerita lucumu sekadar menghilangkan gundah gulana?
Apakah kamu mencintai hidupmu saat ini tanpa sebab meringkuk di bawah meja?
Apakah ada yang menjadi sandaran kamu di ujung hari melelahkan yang seringkali menancapkan belatinya sehingga kau terluka?
Apakah kamu keberatan bila mendengarkan aku meracau seperti dahulu kala?
Apakah kamu masih mau membuka telinga untukku bercerita tentang hari ini aku hampir di panggil guru BK di sekolah. Lalu ku suguhi secangkir teh hijau hangat untuk melepas sebagian penat di depan teras rumah. Kemudian bertukar cerita tentang hari hari kamu lalui yang mengobati sesakku menjadi tawa merekah.
Apa yang sebenarnya coba kita cari? Waktu yang di miliki setiap orang berbeda dan mendakwa siapapun untuk mengejar satu sama lain. Sama seperti kamu yang mengejar cinta dan kasih sayang gadis itu sampai ke negeri Cina, adalah kalah paling paripurna yang harus aku terima.
Untuk satu hari lagi aku meromantisasi hidup sementara, izinkan aku untuk mengulang waktu dan belajar lebih menghargai dirimu. Mohon terima kemalanganku agar aku bisa sekali lagi mengalah untukmu demi bintang-gemintang yang di selimuti awan kelabu.
Dan bersemoga di balik pintunya,
akankah lantunan puisi-puisi bahagia segera menyertaimu jua?